Menyantap Sepiring Hantu, Bukti Prestasi di Masa Pandemi

Masa pandemi tidak menyurutkan semangat siswa-siswi SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo untuk terus berprestasi. Walaupun belajar dari rumah, para siswa tetap aktif mengikuti lomba dan kegiatan lainnya yang menunjang bidang akademik mereka. Seperti 5 siswa SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, yaitu Adnan Hasyim Wibowo (Adnan), Alya Fazi Latunnisa (Alya), Aziz Rahmad Isnanto (Azis), Eli Sulistyowati (Eli), dan Ramadhan Saddam Subandrio (Saddam). Karya esai dari kelima siswa tersebut terpilih untuk diterbitkan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Antologi esai karya peserta Bengkel Bahasa dan Sastra tersebut merupakan hasil penulisan kreatif untuk siswa SMA, SMK, dan MA di Kabupaten Sukoharjo.

Pada program tersebut, para siswa diberikan pelatihan untuk membuat esai yang baik dan benar oleh narasumber dari Balai Bahasa Jawa Tengah. Setelah melalui proses seleksi, terpilihlah 5 siswa SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo yang karyanya diterbitkan menjadi buku antologi esai dengan judul Menyantap Sepiring “Hantu”. Judul buku tersebut diambil dari judul esai yang ditulis oleh ananda Adnan Hasyim Wibowo.

Balai Bahasa Jawa Tengah kali ini mengambil tema kuliner untuk buku antologi esainya. Di dalamnya membahas tentang jenis-jenis makanan dan minuman dari sudut pandang yang berbeda. Bahkan judul yang diambil para siswa terbilang cukup unik dan menarik perhatian pembaca. Seperti judul esai Negeri Tempe karya ananda Alya Fazi Latunnisa, Nasi Sebutir Nasib karya ananda Aziz Rahmad Isnanto, Gula Jawa Sejuta Cerita karya ananda Eli Sulistyowati, dan Makan Cerita Buah karya ananda Ramadhan Saddam Subandrio.

Menyantap Sepiring “Hantu”

Dalam karyanya yang berjudul Menyantap Sepiring “Hantu”, Adnan menyampaikan hasil inovasi makanan yang mengusung nama-nama hantu. Nama makanan yang bernuansa horor memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta kuliner. Adapun dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari pemberian nama-nama menyeramkan tersebut. Di satu sisi penamaan makanan dengan nama-nama hantu merupakan hasil kreativitas masyarakat, namun di sisi lain ada yang berpendapat bahwa nama makanan menentukan selera makan. Pemberian nama-nama hantu pada makanan tentu berhubungan dengan asal-usul makanan tersebut, seperti wujud dan bahan yang digunakan. Pada akhir ulasannya, Adnan mengungkapkan harapannya bagi perkembangan kuliner di Indonesia.

Negeri Tempe

Negeri Tempe, merupakan judul esai yang ditulis oleh Alya. Ia mengulas tentang pandangan masyarakat terhadap salah satu jenis lauk di Indonesia ini. Selain itu, Alya juga menggambarkan bagaimana tempe bisa menjadi makanan sederhana, namun memiliki banyak penggemar. Tempe bahkan bisa terkenal sampai ke luar negeri. Makanan yang kaya akan protein ini sekarang sudah tidak lagi dipandang sebelah mata karena semakin banyak kreativitas menu yang dibuat oleh masyarakat. Sekarang tempe menjadi primadona di meja makan. Tidak hanya membahas tentang tempe, Alya juga memiliki harapan supaya kesejahteraan petani kedelai lebih diperhatikan, karena keberadaan tempe sangatlah berhubungan erat dengan peran serta para petani kedelai.

Nasi Sebutir Nasib

Esai yang berjudul Nasi Sebutir Nasib ini memandang nasi dari segi yang berbeda. Aziz sebagai penulisnya menceritakan bahwa masalah nasi pasti akan berhubungan erat dengan kesejahteraan petani. Terlebih kita berada di Indonesia yang terkenal sebagai negara agraris. Dalam esainya, Aziz juga mengungkapkan banyak nasib yang bergantung pada nasi. Mulai dari nasi sebagai sumber rejeki dan nasi sebagai hasil pencarian rejeki. Nasi sudah menjadi makanan pokok bagi warga Indonesia sejak dahulu. Belum dianggap makan kalau belum makan nasi, begitu katanya. Penulis juga menyampaikan berbagai olahan nasi yang ada di berbagai belahan dunia. Rasanya yang nyaman di lidah dan mengenyangkan membuat nasi memiliki banyak peminat.

Gula Jawa Sejuta Cerita

Eli mengangkat gula jawa dalam esainya yang berjudul Gula Jawa Sejuta Cerita. Ia menyampaikan posisi gula jawa dalam kehidupan masyarakat Jawa. Hal tersebut karena mayoritas makanan di Jawa menggunakan gula jawa dalam bahan pembuatannya. Makanan Jawa memang identik dengan rasa gula jawa. Selain rasa manisnya yang khas, gula jawa memiliki aroma yang lebih harum dan beberapa khasiat sehingga gula jawa sering kali digunakan sebagai pemanis dalam pembuatan minuman herbal. Dalam karyanya, Eli juga membahas tentang jenis-jenis masakan Jawa, efek samping mengonsumsi gula berlebih, dan cara menikmati makanan manis, tetapi tetap memperhatikan segi kesehatan.

 Makan Cerita Buah

Saddam dalam karya esainya yang berjudul Makan Cerita Buah menceritakan tentang segala hal yang berhubungan dengan buah. Buah tidak hanya untuk dimakan, akan tetapi buah juga memiliki berbagai cerita yang mengandung nilai moral di dalamnya. Dalam esainya, Saddam membahas tentang nilai kesehatan yang ditimbulkan dari mengonsumsi buah. Selain itu, ternyata buah juga berperan dalam roda perekonomian. Buah yang setiap harinya dicari masyarakat, dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan khususnya di bidang pertanian dan perdagangan. Di sisi lain, buah juga mempunyai cerita mitos. Beberapa buah dipercaya berhubungan dengan beberapa kisah mitos yang beredar di masyarakat.

Selain siswa dari SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, dalam antologi esai terbitan Balai Bahasa Jawa Tengah tersebut juga terdapat karya siswa dari SMAIT Nur Hidayah Sukoharjo, SMK Negeri 1 Sukoharjo, SMA Negeri 2 Sukoharjo, SMK Kesehatan Citra Medika Sukoharjo, dan SMA Negeri 1 Tawangsari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *