Siswa SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo Juarai IFSA 2.0

Adnan Hasyim Wibowo dan Tri Ardian Rinalda ialah duo pelajar SMA Unggulan CT ARSA Foundation, Sukoharjo, Jawa Tengah. Keduanya baru-baru ini meraih prestasi pada suatu kompetisi sains berkat air liur. Kebanyakan pelajar mungkin akan memikirkan persoalan yang serius dan rumit ketika mengawali sebuah penelitian. Namun, tidak bagi dua siswa kelas XII MIPA ini. Mereka memilih mengerjakan sebuah penelitian secara asyik dan menyenangkan, yang lantas membawa mereka menjuarai Indonesian Fun Science Award (IFSA) 2.0. Judul penelitiannya cukup menggelitik, Korelasi Antara Kandungan Air Liur terhadap Tingkat Kecerewetan. Lantas bagaimana keseruan mereka selama penelitian?

Awal Petualangan Mengasyikan

Mereka mengatakan bahwa awalnya mereka penasaran dan ingin meneliti sesuatu yang jarang diperhatikan orang lain. Sempat tebersit di ide mereka tentang kotoran hidung, telinga, air mata, juga air liur. “Namun, air liur jadi sesuatu yang sangat dekat dengan kita, tapi justru kadang tidak tahu apa yang di dalamnya. Dan air liur ini kan ada di mulut, yang mana mulut biasanya kita pakai untuk berbicara. Terus kepikiran ada orang yang kebanyakan ngomong atau cerewet, saya lalu penasaran apa kah ada hubungan di antara kedua hal ini” Ungkap Adnan. Selain itu Ardian mengatakan alasan lain ia melakukan penelitian ini karena ada salah seorang teman mereka yang terkadang merasa terganggu dengan keberadaan siswa yang cerewet karena saat mereka berbicara ludah mereka juga ikut tersebar ke mana-mana. Lalu, akhirnya mereka penasaran, dari mana sih datangnya kecerewetan itu? Apakah ada hubungannya dengan air liur yang muncrat-muncrat itu? Dan dimulailah petualangan sains dalam penelitian mereka yang mengasyikan.

Beragam Tanggapan dalam Proses Penelitian

Tanggapan yang beragam mereka dapatkan Ketika melakukan penelitian ini. Ada yang menganggap penelitian ini aneh, tidak jelas, buang-buang waktu, menjijikkan, dan sebagainya. Tapi juga banyak yang menganggap bahwa penelitian ini keren, unik, menarik, asyik, dan lain lain. Tapi mayoritas merespons positif walau sebelumnya menjawab, ‘hah, emangnya ada hubungannya ya?’.

Mereka menyatakan bahwa mereka saling bantu saja dalam proses pengerjaan. Namun, ada kalanya mereka berdua fokus pada pembagian tertentu. Misalnya, ketika pembuatan survei, Adnan fokus dalam pembuatan kuesioner dan Ardi mencari responden. Saat pengujian kandungan, Ardi fokus pengumpulan data dan Adnan fokus pada analisis data. Adnan fokus ke bagian kecerewetannya, pembagian kelompok cerewet dan tidak cerewetnya.

Beragam rintangan mereka hadapi selama mencari jawaban akhir penelitian mereka. Kesulitan pertama berkaitan dengan manajemen waktu karena mereka bersekolah di boarding school yang jadwal kesehariannya sangat pada. Kedua, sulit mencari jurnal dan referensi penelitian terdahulu karena topik yang mereka pilih jarang diteliti orang lain, terutama masalah kecerewetan. “Yang banyak itu tentang kepribadian ekstrover. Kami juga kesulitan ketika mengumpulkan sampel air liur karena ada banyak kontrol yang kami lakukan untuk meminimalkan variabel pengganggu dalam penelitian” ungkap ardi.

Tidak Sesimpel Kelihatannya

Penelitian yang Adnan dan Ardi lakukan bisa dibilang cukup kompleks, karena merupakan penelitian campuran dengan metode sekuensial eksplanatori. Terdapat bagian penelitian kuantitatif dan kualitatif di dalamnya. Penelitan kuantitatif mereka lakukan dengan cara survei dan juga eksperimen. Survei mereka bagi dua, yaitu survei individu dan survei populasi. Pada survei individu, 10 responden  diminta untuk mengisi kuesioner pertanyaan tentang kondisi tertentu yang mengklasififi kasikan kecerewetan mereka.

Pada survei populasi, seluruh siswa di sekolah mereka minta untuk menilai skala kecerewetan dari 10 siswa yang merka jadikan responden dengan skala 1-5. Mereka juga melakukan uji kandungan, meliputi pengukuran suhu, PH, uji biuret (protein), uji lugol (amilum), dan uji benedict (glukosa). Pada uji biuret, lugol, dan benedict, diamati kepekatan perubahan warnanya untuk menentukan besarnya kandungan zat yang diuji dan dinyatakan dalam skala juga.

Sedangkan penelitian kualitatifnya mereka lakukan dengan cara menganalisis dan mendeskripsikan data yang kami dapatkan ditambah dengan wawancara kepada beberapa pihak yang ahli dalam bidang yang bersangkutan untuk memvalidasi data penelitian tersebut.

Hasil dan Harapan

Hasil dari penelitian mereka adalah bahwa kelompok yang terdiri dari orang-orang yang terindikasi cerewet memiliki nilai lebih tinggi pada uji biuret dan suhu. Namun, lebih rendah pada uji PH daripada kelompok yang terdiri dari orang-orang yang terindikasi tidak cerewet. Hal ini menandakan terdapat korelasi anatar kandungan air liur terhadap tingkat kecerewetan seseorang. Semakin cerewet seseorang, semakin tinggi pula suhu dan kadar protein air liurnya. Sebaliknya, semakin cerewet seseorang, maka semakin rendah pula PH air liur orang tersebut.

Mereka berharap penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatan kecerewetan dan keaktifan seseorang untuk mengembangkan hal-hal positif. Misalnya, lebih aktif di dalam kelas saat pembelajaran, dan juga dapat digunakan untuk efisiensi berbagai bidang, misalnya dalam perekrutan tenaga kerja. Mereka juga berharap ada peluang pengembangan lebih lanjut sehingga ada banyak lagi penelitian yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari kita.

Tidak Tanggung-Tanggung

            Awalnya Adnan dan Ardi tidak menyangka bahwa penelitian mereka bisa lolos hingga ke babak final. Karena itu setiap kali mereka lolos ke babak selanjutnya mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Totalitas tanpa batas mungkin itulah yang cocok menggambarkan proses mereka hingga sampai ke final. Revisi berulangkali mereka lakukan, disamping mereka juga harus menyiapkan poster, dan take and edit video presentasi mereka.

            Tidak berhenti sampai disitu, persiapan yang mereka lakukan Ketika babak final pun tidak tanggung-tanggung. Dengan dibantu oleh guru pembimbing, Pak Nur Kholis Novianto dan Pak Krisnawan, mereka sampai menyiapkan green screen untuk background presentasi.  Serta berbagai persiapan lain yang turut didukung oleh para guru, staf, dan para siswa, Adnan dan Ardi akhirnya berhasil meraih Juara 1 dalam Indonesia Fun Science Award 2.0. Berbagai benefit pun mereka terima dari perlombaan ini, mulai dari doorprize, Macbook Pro 2019, hingga beasiswa kuliah 100% di Swiss German University. Namun, kemenangan ini tidak langsung membuat Adnan dan Ardi berpuas diri. Mereka selalu bersyukur dan senantiasa mengasah kemampuan mereka untuk menelurkan karya-karya selanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *