Peran Warga Sekolah Dalam Mewujudkan Merdeka Belajar dan Menyemarakkan Merdeka Kembali ke Sekolah Pada Siswa dari Sisi Kebersihan

Oleh: Berliana Aisyah

Merdeka belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Merdeka belajar merupakan salah satu upaya kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi. Pada dasarnya tujuan merdeka belajar adalah memerdekakan guru dan siswa dalam Pendidikan. Dalam merdeka belajar, guru yang baik yaitu guru dengan kinerja baik tetapi tidak hanya dalam kelas saja, mereka mampu meningkatkan prestasi muridnya, mengajar dengan kreatif dan inovatif, serta mengembangkan kompetensi dirinya.

Ingin merdeka justru tersiksa

Merdeka belajar sangat identik dengan sekolah, mengingat sekolah adalah tempat siswa mendapatkan ilmu dari gurunya. Pengembangan bakat siswa juga lebih mudah apabila didukung secara langsung oleh guru. Namun, merdeka belajar seketika hilang saat sekolah tidak lagi dihuni oleh siswa karena adanya kebijakan pembelajaran jarak jauh. Mereka tidak bisa mendapatkan ilmu dari gurunya secara detail hanya melalui smartphone. Proses pembelajaran jarak jauh juga terhambat oleh berbagai hal, mulai dari keterbatasan smartphone hingga sulitnya terhubung dengan internet. Berbagai kendala tersebut tentu tidak memerdekakan siswa, justru menyiksa siswa. Oleh karena itu, merdeka belajar lebih mudah diwujudkan apabila siswa berada di sekolah karena dapat meminimalisir hambatan yang dialami oleh siswa dan mempermudah guru dalam meningkatkan prestasi belajar muridnya.

Merdeka belajar akan sempurna apabila merdeka kembali ke sekolah tercapai, sebab dengan melakukan pembelajaran jarak jauh banyak siswa yang tidak merasakan merdeka belajar saat waktu KBM dimulai. Bukannya merdeka, mereka justru tersiksa karena banyaknya materi yang belum mereka pahami karena penyampaian materi yang tidak efektif dan tidak adanya pendampingan langsung oleh guru. Bagaimana bisa mereka meningkatkan prestasi belajarnya apabila mereka tidak bisa memahami pelajaran yang ada di sekolah? Oleh karena itu merdeka kembali ke sekolah patut didukung penuh oleh berbagai pihak untuk mengembalikan merdeka belajar pada siswa yang direnggut oleh pandemi.

Upaya mereka mengembalikan merdeka belajar kita

Kemendikbud memberikan sejumlah solusi pembelajaran jarak jauh yang dapat diambil oleh warga pendidikan di tengah pandemi Covid-19 ini. Inovasi yang dilakukan Kemendikbud adalah program belajar dari rumah di TVRI, program edukasi di RRI dan berbagai platform yang telah disiapkan untuk pembelajaran jarak jauh. Kemendikbud juga melakukan langkah afirmasi dengan melalukan relaksasi penggunaan dana BOS dan BOP PAUD dan pendidikan kesetaraan sehingga dapat digunakan untuk pembelian pulsa, paket data, layanan pendidikan daring berbayar bagi pendidik dan peserta didik. Kemendikbud juga melakukan langkah afirmasi untuk pendidikan tinggi. Nadiem mengeluarkan Permendikbud Nomor 25 Tahun 2020 yang memberikan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN). Kebijakan ini merupakan bentuk kepedulian pihaknya terhadap mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19.

Untuk mendukung pemerintah memerdekakan belajar, SMA CT ARSA Foundation Sukoharjo mencanang program kebersihan sebagai wujud mendukung pemerintah dalam mewujudkan merdeka belajar. Tanpa kita sadari kebersihan berperan penting dalam menyemarakan merdeka belajar pada siswa dan guru, lingkungan sekolah yang aman dan nyaman menciptakan   kondusif bagi guru untuk mengajar siswanya secara virtual dengan fokus tingkat tinggi untuk mewujudkan merdeka belajar. Dengan keadan lingkungan sekolah yang nyaman dan aman juga mendukung guru untuk menciptakan pembelajaran jarak jauh yang kreatif dan inovatif.

”Kalau kita ingin mendapatkan kupu-kupu maka tanamlah bunga, jangan kamu kejar kupu-kupu itu maka dia akan lari, tetapi tanamlah bunga agar kupu-kupu mendekati”

Kegiatan siswa saat merawat lingkunagn sekolah sebelum adanya pembelajaran jarak jauh.

Ucap Kepala SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo Drs. H. Usdiyanto M. Hum. Menurut Usdiyanto, kebersihan sekolah sangatlah penting lingkungan dalam menumbuhkan semangat pada siswanya untuk kembali ke sekolah mengingat salah satu isi dari lima butir misi sekolah menyebutkan jelas tentang lingkungan. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo dalam menumbuhkan semangat pada siswanya untuk kembali ke sekolah. Upaya pertama adalah menanamkan budaya pada warga sekolah bahwa lingkungan sekolah harus bersih dan aman, upaya selanjutnya adalah menerapkan kebersihan lingkungan setiap hari di seluruh lingkungan sekolah.

Siswa memiliki peran penting dalam merawat sekolah, di SMA Unggulan CT ARSA Foundation setiap siswa ditugaskan untuk merawat lingkungan selama 24 jam sekolah karena sudah terdapat pada misi sekolah. Namun, tugas itu seketika berhenti ketika siswa melaksanakn program pembelajaran jarak jauh yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Hal ini tentunya akan berdampak kepada lingkungan karena jumlah warga sekolah yang merawatnya berkurang dan tidak menutup kemungkinan perawatan pada lingkungan tidak akan maksimal.

Menyikapi hal ini kepala sekolah mengambil kebijakan seluruh karyawan selain guru menjadi tenaga kebersihan dan keindahan lingkungan. Tugasnya adalah merawat dan menjaga lingkungan sekolah dan asrama setiap hari untuk menggantikan peran siswa sebagai perawat lingkungan selama pembelajaran jarak jauh. Sedangkan para guru memiliki kelompok yang bertanggung jawab merawat taman di tempat-tempat tertentu. Guru dapat merawat tamannya di waktu senggang maupun di hari jumat supaya tidak mengganggu waktu mengajarnya.

Lima upaya untuk jatuh cinta

Kegiatan membersihkan dan merawat lingkungan sekolah sudah menjadi kebiasaan di SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo.

Guru yang pada dasanya adalah seorang pengajar tentu ada yang sulit saat diminta untuk merawat sekolah, hal itu akan teratasi apabila guru memiliki rasa cinta lingkungan. Menurutnya cara terbaik dalam menanamkan rasa cinta lingkungan pada kalangan guru maupun karyawan adalah dengan berbagai upaya berikut.

Pertama dengan keteladanan, pimpinan menjadi contoh dan role model dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, aman, indah, nyaman, dan menarik. Role model dapat diartikan “Person who serve as an example, whose behavior is emulated by others” atau seseorang yang memberikan teladan dan berperilaku yang bisa diikuti oleh orang lain. Teladan atau contoh ini penting karena dapat menjadi magnet bagi bawahan yang dipimpinnya untuk mengikuti dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh pemimpinnya.

Langkah kedua adalah dengan pendekatan intelektual (intellectual approach), aspek intelektual akan terlatih apabila pimpinan dapat membawa warga sekolah untuk terlibat dalam memecahkan masalah, menganalisis kejadian dalam kehidupan sehari-hari, mencari informasi, merumuskan pertanyaan, dan menciptakan makna pribadi. Artinya seluruh warga sekolah diberikan pemahaman tentang pentingnya lingkungan bagi keberhasilan pendidikan supaya intelektualnya terlatih dan mampu menganalisis cinta lingkungan sehingga dapat menciptakan makna pribadi yang nantinya akan menumbuhkan rasa cinta lingkungan.

Langkah ketiga adalah dengan pendekatan kebiasaan (habitual approach), artinya semua warga sekolah mempraktikannya berulang-ulang dan terus-menerus setiap hari. Harapannya, setelah mempraktikan berulang-ulang dan terus menerus hal ini akan menjadi kebiasaan yang melekat pada diri warga sekolah.

Langkah keempat adalah dengan memeberikan reward and punishment, reward berfungsi memperkuat perilaku positif sedangkan  punishment untuk melemahkan tingkah laku negatif. Bagi yang berhasil menjalankan tugas akan diberi hadiah yang jenisnya tidak selalu berupa finansial, bagi yang melanggar diberi teguran halus dengan tiga tingkatan yaitu : level esem bupati (hanya tersenyum halus), level semu matri (teguran halus) dan level terakhir adalah level dupak tuli (khusus orang yang berpedidikan rendah).

Langkah terakhir dalam menanamkan rasa cinta lingkungan adalah dengan pendekatan struktural (structural approach), artinya sekolah membentuk tim, Menyusun program, menyiapkan dukungan, dan melaksanakan program tersebut secara konsisten dan berkelanjutan. Menyusun program meliputi program apa saja yang akan dilakukan dalam merawat lingkungan sekolah setelah rasa cinta lingkungan tumbuh pada diri setiap warga sekolah. Menyiapkan dukungan dapat berupa pendanaan yang berasal dari BOS yang dialokasikan khusus untuk merawat lingkungan di SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo.

Eksekusi setelah ada rasa cinta

Program jumat bersih di SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo tidak hanya memperhatikan ruang sekolah saja, lingkungan sekolah juga mendapat perhatian khusus dari warga sekolah.

Tentunya rasa cinta lingkungan saja tidak cukup untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Dibutuhkan program untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. Dengan menjaga dua hal tersebut, banyak manfaat yang akan didapat, salah satunya adalah terciptanya suasana kondusif yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar. Menurut Usdiyanto, ada empat program yang dilaksanakan oleh SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo.

Program pertama adalah adanya program jumat bersih yang berlaku untuk guru dan karyawan. Program jumat bersih merupakan program rutin yang dilaksanakan pada setiap hari jumat pagi sebelum KBM dimulai. Seluruh warga sekolah melaksanakan kerja bakti dengan membersihkan seluruh lingkungan sekolah. Program ini sudah menjadi budaya di SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo. Tujuan yang akan dicapai dari program jumat bersih adalah merawat gedung sekolah dengan menjaga keasriannya dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk beraktivitas.

 

Kepala sekolah memetik buah semangka dari kebun sekolah yang pohonnya dirawat oleh guru dan karyawan selama masa pandemi.

Program kedua adalah lomba merawat tanaman, teknis lomba ini yaitu setiap guru dan karyawan memiliki 1 atau 2 pohon buah yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Selama masa pembelajaran jarak jauh pohon ini akan dirawat oleh guru dan karyawan, namun ketika pembelajaran tatap muka pohon ini akan dirawat oleh siswa. Pemenang lomba ini adalah orang yang bisa merawat dan menjaga pohonnya dengan baik hingga berbuah. Pemenang akan mendapat reward berupa uang tunai dari kepala sekolah. Program ini menjadi salah satu program kebersihan yang membedakan SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo berbeda dengan sekolah lainnya.

Program ketiga yaitu program kebersihan yang dilombakan untuk seluruh warga sekolah dengan meilbatkan siswa yaitu lomba membuat desain taman instagramable, teknis lomba ini adalah setiap siswa boleh individu/kelompok membuat desain dapat berupa gambar, desain grafis, maupun 3D. Kriteria pemenang lomba ini adalah pembuat desain termenarik dengan biaya termurah. Dengan keterlibatan siswa dalam kegiatan ini, diharapkan dapat membangkitkan semangat siswa untuk kembali ke sekolah, siswa akan termotivasi untuk melihat desain taman sekolahnya secara langsung, tidak hanya melalui smartphone pribadinya.

Program keempat adalah penerapan reward and punishment. Tujuan reward adalah memberikan konsekuensi yang menyenangkan dari perilaku yang diharapkan muncul, dengan tujuan agar perilaku tersebut dilakukan lagi secara konsisten. Teknik ini dirasa efektif karena warga sekolah akan tertarik untuk melakukan perubahan perilaku dengan perasaan yang menyenangkan. Sedangkan fungsi diterapkannya  punishment atau hukuman adalah sebagai alat pendidikan terhadap seseorang sebagai pelaku pelanggaran agar tidak mengulangi kesalahannya lagi dan menghalangi untuk melakukan tindakan pelanggaran.

Lingkungan adalah teman, kebersihan adalah nyaman

Kondisi lingkungan sekolah dan asrama di SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo selama masa pandemi.

Ada beberapa aspek yang bisa diterapkan dalam membangkitkan semangat siswa untuk kembali ke sekolah, namun mengapa SMA Unggulan CT ARSA Foundation harus memilih kebersihan? Ternyata ini alasannya.

Menurut Usdiyanto, kebersihan lingkungan memiliki 3 level, yaitu level filosofi, level strategis, dan level praktis. Level filosofi adalah level tertinggi bahwa hidup itu bagian dari lingkungan, seseorang akan menjadi lingkungan dan dia harus mencintai lingkungan, jika lingkungan tersebut ia cintai maka lingkungan akan memberikan balasan yang lebih kepada kita, alam memebutuhkan kita dan kita membutuhkan alam.

Level strategis menyatakan bahwa sekolah itu adalah lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Siswa akan bisa belajar dengan baik dan guru akan bisa mengajar dengan baik apabila lingkungannya aman dan nyaman sehingga menciptakan suasana kondusif untuk mendukung merdeka belajar pada siswa.

Level praktis, level ini adalah hal yang paling sering kita rasakan dan sudah melekat pada diri kita. Setiap hari apabila kita melihat sesuatu yang bersih dan indah hati kita menjadi senang dan kita menjadi lebih bersemangat.

Semangat kami untuk kembali ke pelukan kampus yang cantiknya tak memudar karena pandemi

Kebahagiaan siswa Ketika bisa menjadi bagian dalam perawatan lingkungan sekolah.

Berbagai upaya dilakukan oleh SMA Unggulan CT ARSA Foundation dalam menyemarakan semangat untuk kembali ke sekolah pada siswa, namun apakah upaya tersebut berhasil? kami mewawancarai salah satu siswa, yaitu Rayhan Fikri selaku Ketua OSIS. Menurut Rayhan, kebersihan adalah kunci dari kenyamanan belajar, apabila lingkungan belajar tidak mendukung atau kotor maka tidak akan muncul semangat untuk belajar di dalam diri siswa. Saat masa daring seperti ini kebersihan sekolah yang biasanya dijaga bersama baik oleh siswa guru dan warga sekolah lainnya menjadi terhambat karena tidak ada siswa yang ikut serta dalam menjaga kebersihan limngkungan sekolah. Kami sebagai siswa merasa kecewa karena tidak ambil bagian dalam merawat lingkungan sekolah di masa pandemi dan terpaksa tugas kami untuk menjaga lingkungan sekolah dilimpahkan kepada guru dan karyawan. Pelimpahan tugas ini tentunya menanmbah beban bagi guru dan karyawann yang tidak menutup kemungkinan dapat menurunkan semangat dalam proses mengajar.

“Seperti yang kita ketauhi, sekolah kita sangatlah luas, dan tidak memungkinkan jika yang membersihkan hanyalah guru ataupun karyawan. Maka dari itu sekolah kita bisa menjadi kurang terawatt” ucap Rayhan saat kami wawancarai. Jika hal ini terus berlanjut maka lama kelamaan, baik lingkungan maupun gedung sekolah menjadi tidak terawat dan rusak yang mengakibatkan lingkungan sekolah tidak asri.

Namun, dengan adanya upaya yang dilakukan oleh sekolah yaitu dengan mengerahkan seluruh guru dan karyawan untuk aktif melakukan kerjabakti hal ini berdampak positif karena lingkungan sekolah tetap terawat. Semangat dan komitmen guru patut kita hargai dan teruskan karena sebagai siswa harusnya dalam kondisi apapun kita harus semangat belajar untuk meraih cita-cirta, jnagan sia-siakan usaha guru dengan tidak bersemangat dalam belajar. Dengan lingkungan yang bersih guru-guru menjadi nyaman dan juga maksimal dalam mengajar siswa untuk mewujudkan merdeka belajar pada masa pembelajaran jarak jauh, karena dengan begitu siswa akan mudah memahami materi yang dipapakarkan oleh guru. Semangat guru untuk mengajar siswa menjadi pembangkit semangat tersendiri bagi siswa untuk kembali kesekolah.

“Kabar akan diadakannya lomba desain taman instagramable juga membuat kami merindukan sekolah, pasalnya sudah 1 tahun lebih kami tidak ke sana, program ini dapat mengobati sedikit rasa rindu kami dalam berpartisipasi untuk merawat lingkungan sekolah” ucap Rayhan saat kami wawancarai. Program lomba desain taman instagramable  pasti akan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa untuk kembali ke sekolah. Dengan program ini siswa menjadi rindu dengan suasana sekolah dan mereka akan semangat belajar untuk mempersiapkan diri kembali ke sekolah untuk mengobati rasa rindu dan mewujudkan merdeka belajar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *