Siapakah Mas dan Mbak Arsa Selanjutnya?: Aksantara Abhipraya

Sukoharjo, 21 Februari 2025 – Antusiasme penonton menggemakan gedung serbaguna SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo. Pada selasa malam, tepatnya tanggal 18 Februari 2025 berlangsung acara Pemilihan Mas dan  Mbak Arsa ‘7. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kembali diadakan pemilihan Mas Mbak Arsa sebagai duta sekolah untuk berbagai kegiatan, mulai dari menyambut tamu penting yang datang ke sekolah hingga menjadi perwakilan untuk acara di luar sekolah. Kali ini, kandidat yang terpilih akan menjadi Mas Mbak Arsa bagi angkatan 7, “Aksantara Abhipraya”.

Menurut Falah Hadi Saputra, selaku Ketua Penyelenggara Pemilihan Mas Mbak Arsa Angkatan 7, Mas dan Mbak Arsa adalah brand ambassador ataupun model siswa yang menjadi gambaran bagi orang lain terhadap siswa SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo. Tujuan dari adanya program Mas Mbak Arsa ini adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa, bahwasanya siswa SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo yang menjunjung tinggi kebudayaan. Selain itu banyak tujuan lain dari program ini, seperti meningkatkan dan melestarikan budaya Jawa, kedisiplinan dan meningkatkan kualitas siswa siswi CT ARSA. 

“Hal-hal yang telah saya lakukan sebagai Mbak Arsa Angkatan 6 selama satu periode ini yaitu mengisi acara, menyambut tamu sekolah, program Kamis Njawani, membuat konten seputar budaya CT ARSA , dan masih banyak lagi,” ujar Isna Khoirunnisa’ selaku Mbak Arsa Angkatan 6.

Mas dan Mbak Arsa memiliki program kerja yang sangat bermanfaat bagi siswa siswi SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo. Salah satu programnya yakni Kamis Njawani yang dilaksanakan setiap hari Kamis, bertepatan dengan hari Berbahasa Jawa di sekolah. Kamis Njawani diharapkan dapat menambah pengetahuan teman-teman semua mengenai kebudayaan Jawa. 

Malam puncak pemilihan Mas Mbak Arsa dibuka dengan pantun oleh pembawa acara. Terdapat dua sesi pada malam puncak, yaitu sesi Adu Bakat dan Adu Wicara. Sebelumnya, kandidat Mas Mbak Arsa memperkenalkan diri dan memaparkan visi misinya. 

Menurut Zulfa, proses yang dilalui untuk bisa sampai hingga dua sesi akhir ini begitu ketat. Sebelum melalui sesi Adu Bakat dan Adu Wicara, para kandidat telah melalui berbagai tahapan seleksi. Mulai dari pendaftaran, tes tertulis, hingga wawancara bersama Mas Mbak Arsa angkatan 5 dan para guru yang terlibat. Perlu perjuangan untuk bisa sampai di titik ini.

Di sesi Adu Bakat, para kandidat dengan percaya diri menunjukkan bakat dan kemahirannya dalam berbagai bidang. Kandidat Mas Arsa 1 menampilkan tarian tradisional yang diiringi dengan alunan gending Jawa. Sedangkan kandidat Mas Arsa 2 menampilkan sesorah bertemakan kebudayaan. 

Tidak kalah dari para kandidat Mas Arsa, kedua kandidat Mbak Arsa juga dengan lihai menampilkan monolog dan tembang Jawa. Penampilan ini menambah rasa antusiasme para penonton. Setiap akhir penampilan, para penonton memberikan semangat dan apresiasi dengan tepuk tangan yang meriah. 

Selanjutnya, di sesi Adu Wicara para kandidat Mas dan Mbak Arsa saling beradu argumen. Adu Wicara ini berbeda dari Adu Wicara yang pada umumnya hanya menggunakan satu bahasa saja. Dalam sesi ini terdapat tiga mosi yang disampaikan menggunakan tiga bahasa; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Jawa yang disampaikan oleh tiga juri yaitu Mas Arsa ‘5, Mbak Arsa ‘5 dan Ketua OSIS periode 2024/2025.

Hingga pada puncaknya, penentuan Mas Mbak Arsa ‘7 ditetapkan melalui hasil voting. Semua siswa melakukan voting untuk memastikan bahwa pemilihan Mas Mbak Arsa berlangsung secara adil. Hasil pemungutan suara langsung diumumkan saat itu juga. Yoga Lulu Fatono dan Zulfa Laila Fitriyah memperoleh suara terbanyak, sehingga keduanya menjadi Mas Mbak Arsa ‘7. 

“Alhamdulillah, saya sangat senang karena apa yang saya impikan menjadi sebuah kenyataan. Melihat Mas dan Mbak Arsa periode sebelumnya sangat menginspirasi saya. Maka dari itu, saya bertekad untuk mengikuti jejak mereka. Saya memprioritaskan tujuan saya untuk menjadi Mas Arsa diatas kepentingan lainnya. Dalam prosesnya, pasti tidak akan terus berjalan mulus, pasti ada yang namanya rintangan. Rintangan yang seringkali saya hadapi selama menjalani proses ini adalah dalam hal mengatur waktu,” berikut ungkapan Faton saat diwawancarai pasca acara.

Penulis:
1. Hayatul Kirom
2. Naila Salasatizzahro

Editor:
1. Ghulamin Khalim Subagiyo
2. Scarlet Destina Maharani
3. Mahfuzh Rizq Aziz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *