MENGENAL PSIKOLOGI POSITIF

Sekolah penggerak merupakan katalis dalam mewujudkan visi Pendidikan Indonesia, yakni mewujudkan Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong-royong, dan berkebinekaan global.

Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).

Salah satu konsep teori psikologi yang menjadi dasar pemikiran program sekolah penggerak adalah psikologi positif, yang harus dipahami oleh para kepala sekolah penggerak dan guru penggerak.

Adalah Martin E.P. Seligman (2000) seorang profesor psikologi dari Amerika Serikat yang berpikir revolusioner, yang mengubah sudut pandang psikolog dunia, dari negative psychology menjadi positive psychology.  Konsep berpikir psikologi positif berfokus pada upaya mengembangkan, menciptakan, dan menemukan suatu situasi yang positif ke arah lingkungan yang dapat menciptakan kekuatan bagi individu itu sendiri.

Poin penting dari psikologi positif adalah memandang manusia sebagai sosok yang positif, melihat dan menempatkan manusia-manusia tidak hanya dari permasalahan psikologis yang dihadapinya, tetapi terdapat fokus yang lebih penting, yaitu well-being, fully functioning, dan mental health.

Menurut Seligman, ada tiga cara untuk mewujudkan well-being (bahagia). Pertama, have a pleasant life (life of enjoyment), memiliki hidup yang menyenangkan. Kedua, have a good life (life of engagement), memiliki kehidupan yang baik. Aristoteles menyebutnya dengan istilah eudaimonia, yakni terlibat dalam pekerjaan, hubungan, atau kegiatan yang membuat kita mengalami flow.  Ketiga, have a meaningful life (life of contribution), memiliki semangat melayani, berkontribusi dan bermanfaat untuk orang lain atau makhluk lain.

Pemikiran ini sejalan dengan ajaran Islam, bahwa hidup yang bermakna (the meaningful life) merupakan salah satu tujuan utama manusia, yaitu meningkatkan kesehatan mental dan mengembangkan religiusitas. Integrasi antara mental yang sehat dan rasa keagamaan (iman dan takwa) yang tinggi menjelmakan pribadi-pribadi yang unggul sebagai ulil albab, sebagai salah satu karakter terpuji dalam Alquran. Konsep dasar berpikir inilah yang harus dipahami oleh kepala sekolah penggerak dan guru penggerak untuk bisa tergerak, bergerak, dan menggerakkan dunia pendidikan di Indonesia dalam mencapai visi pendidikan tersebut.

REFERENSI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2021. Panduan Program Sekolah Penggerak. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Martin E.P. Seligman, Steen, T. A., Park, N., & Peterson, C. 2005. Positive Psychology Progress: Empirical Validation of Interventions. Bandung: Media Utama.

Martin E. P. Seligman dan M Csikszentmihalyi. 2000. Positive Psychology, an Introduction: In American Psychologist. Bandung: Media Utama.

Martin E.P. Seligman. 2005. Authentic Happiness: Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif. Bandung: Mizan Media Utama.

_____. 2002. Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting fulfillment. New York: Free Press.

Sunedi Sarmedi, 2018. Psikhologi Positif.  Yogyakarta: Titah Surga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *